Pertemuan Pertama 'Panti Tresna Werdha'
Anggota yang hadir:
SASANA TRESNA WERDHA JELAMBAR – DAY 1, “Apa itu Toleransi?”
Pada hari Kamis, tanggal 16 Maret 2017 merupakan hari pertama kami memberi penyuluhan mengenai keagamaan kepada bapak-bapak serta ibu-ibu yang berada di Tresna Werdha. Tresna Werdha yang kami kunjungi terletak di daerah Jakarta Barat, tepatnya di Jalan Jelambar Selatan II nomor 10. Jarak dari Universitas Binus pun tidak terlalu jauh untuk kami capai. Penyuluhan yang kami lakukan ini tentu saja bertema tentang Agama. Namun, setelah dipikir-pikir tidak mudah untuk menyampaikan penyuluhan mengenai Agama kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang berada di Tresna Werdha. Terlebih, sebelum kami memberi penyuluhan di hari pertama ini, Ibu Sri Utami (salah satu pengurus di Tresna Werdha Jelambar) mengatakan bahawa tidak mudah untuk memberi penyuluhan dengan tema yang berat kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang ada di dalam Tresna Werda tersebut, karena mereka sangat sensitif. Jika kita salah ucap, bisa menyebabkan mereka bertengkar satu sama lain. Namun, setelah berdiskusi dengan Ibu Sri Utami, kami memutuskan untuk membawakan penyuluhan kami dengan judul yang ringan dan kira-kira mudah dipahami. Yaitu pada hari ini(hari pertama), mengenai toleransi terhadap umat beragama. Dan hari kedua, mengenai perbedaan agama. Lalu pada hari terakhir, mengenai sikap terpuji dan saling memaafkan.
Di hari pertama ini, kami menyampaikan toleransi terhadap umat beragama. Beberapa materi sudah kami siapkan untuk memberi penyuluhan secara baik. Sesampai kami di Tresna Werdha Jelambar, kami menemui Ibu Sri Utami dan meminta izin untuk memulai penyuluhan. Lalu, kami di beri tempat disuatu balkon depan gedung tersebut untuk menyampaikan penyuluhan. Dan saat melihat kondisi bapak-bapak dan ibu-ibu, yang tidak memungkinkan untuk berbicara dalam ruangan terbuka, maka kelompok kami terpencar untuk untuk saling berdiskusi kepada bapak-bapak dan ibu-ibu tersebut secara individual. Dua orang dari kelompok kami medatangi beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memulai penyuluhan akan tetapi secara individu. Cara yang kami lakukan ini lebih efektif daripada berbicara di depan ruangan yang belum tentu disimak oleh masing-masing orang. Awalnya kami mengajak ngobrol bapak-bapak dan ibu-ibu, memperkenalkan diri masing-masing, bercerita latar belakang, bercerita kegiatan masing-masing, lalu tidak lama kemudian memulai untuk membicarakan topik yang kami sampaikan. Mereka terlihat antusias mendengar topik dari kami. Dan tanpa terasa waktupun sudah berjalan selama dua jam. Setelah itu kami pamit kepada mereka dan pulang kerumah masing-masing.
Karen then 1901460650
Mira Aisyah 1901518525
Nahdah Saskia Ramadani 1901510762
Regita Valentina 1901466300
Sayed Raihan Alhaddad 1901528280
Vanya Sagita 1901522756
Pukul: 13.00 - 15.00
Pukul: 13.00 - 15.00
SASANA TRESNA WERDHA JELAMBAR – DAY 1, “Apa itu Toleransi?”
Pada hari Kamis, tanggal 16 Maret 2017 merupakan hari pertama kami memberi penyuluhan mengenai keagamaan kepada bapak-bapak serta ibu-ibu yang berada di Tresna Werdha. Tresna Werdha yang kami kunjungi terletak di daerah Jakarta Barat, tepatnya di Jalan Jelambar Selatan II nomor 10. Jarak dari Universitas Binus pun tidak terlalu jauh untuk kami capai. Penyuluhan yang kami lakukan ini tentu saja bertema tentang Agama. Namun, setelah dipikir-pikir tidak mudah untuk menyampaikan penyuluhan mengenai Agama kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang berada di Tresna Werdha. Terlebih, sebelum kami memberi penyuluhan di hari pertama ini, Ibu Sri Utami (salah satu pengurus di Tresna Werdha Jelambar) mengatakan bahawa tidak mudah untuk memberi penyuluhan dengan tema yang berat kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang ada di dalam Tresna Werda tersebut, karena mereka sangat sensitif. Jika kita salah ucap, bisa menyebabkan mereka bertengkar satu sama lain. Namun, setelah berdiskusi dengan Ibu Sri Utami, kami memutuskan untuk membawakan penyuluhan kami dengan judul yang ringan dan kira-kira mudah dipahami. Yaitu pada hari ini(hari pertama), mengenai toleransi terhadap umat beragama. Dan hari kedua, mengenai perbedaan agama. Lalu pada hari terakhir, mengenai sikap terpuji dan saling memaafkan.
Di hari pertama ini, kami menyampaikan toleransi terhadap umat beragama. Beberapa materi sudah kami siapkan untuk memberi penyuluhan secara baik. Sesampai kami di Tresna Werdha Jelambar, kami menemui Ibu Sri Utami dan meminta izin untuk memulai penyuluhan. Lalu, kami di beri tempat disuatu balkon depan gedung tersebut untuk menyampaikan penyuluhan. Dan saat melihat kondisi bapak-bapak dan ibu-ibu, yang tidak memungkinkan untuk berbicara dalam ruangan terbuka, maka kelompok kami terpencar untuk untuk saling berdiskusi kepada bapak-bapak dan ibu-ibu tersebut secara individual. Dua orang dari kelompok kami medatangi beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memulai penyuluhan akan tetapi secara individu. Cara yang kami lakukan ini lebih efektif daripada berbicara di depan ruangan yang belum tentu disimak oleh masing-masing orang. Awalnya kami mengajak ngobrol bapak-bapak dan ibu-ibu, memperkenalkan diri masing-masing, bercerita latar belakang, bercerita kegiatan masing-masing, lalu tidak lama kemudian memulai untuk membicarakan topik yang kami sampaikan. Mereka terlihat antusias mendengar topik dari kami. Dan tanpa terasa waktupun sudah berjalan selama dua jam. Setelah itu kami pamit kepada mereka dan pulang kerumah masing-masing.
Komentar
Posting Komentar